Sabtu, 15 Ogos 2009

Hari Berlalu Tanpa Erti


“Hiduplah semahumu, kamu pasti akan mati. Cintailah siapa saja yang kamu suka, kamu sendiri akan menjauhinya. Berbuatlah sekendakmu, pasti mendapatkan balasannya dan kamu sendiri yang bertanggung jawab”. (HR Thabrani).

 
Telah panjang perjalanan yang kita lalui, tidak terhitung berapa tempat telah kita singgahi, tidak tergambar berapa jumlah hari-hari yang telah kita lewati dan tidak dapat kita ketahui berapa desah nafas yang telah keluar dari mulut kita setiap hari. Sungguh, kalaulah bukan kerana anugerah dan limpahan kasih sayang Allah, tidak mungkin kita mampu menikmati semua keindahan itu. Tetapi dikala begitu banyaknya orang yang bersyukur, tidak kalah banyaknya orang yang kufur. Dikala banyaknya orang yang taat, tidak kalah hebatnya orang-orang yang sesat dan dikala banyaknya orang-orang yang kembali kejalan taubat, masih terlihat juga orang-orang yang tetap dalam maksiat. 

Telah berlalu begitu banyak peristiwa yang kita saksikan. Seperti hancurnya setiap keegoan, leburnya tirani kesombongan bahkan peristiwa kematian yang mengharukan. Namun semua kejadian itu tidak jua membuat kita bergerak untuk merenungkannya, seperti itu semua hanyalah rangkaian tragedi hidup yang biasa seperti drama tv yang dipertontonkan. Renungkanlah nasihat Imam Hasan Basri: “Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah merupakan kumpulan dari hari-hari, setiap kali hari berlalu akan berlalu pula bahagian umurmu”. 

Para ahli bijak mengungkapkan: "Manakala manusia dibangkitkan dari kubur dan dipaparkan apa yang telah di perbuatnya untuk diberikan balasan, ahli syurga akan dimasukan ke dalam syurga dan ahli neraka akan di masukan kedalam neraka. Saat itulah mereka yang di masukan ke dalam neraka berharap kalau-kalau mereka dikembalikan lagi ke dunia untuk berbuat baik tetapi semua itu hanyalah sia-sia kerana masa untuk berbuat kebaikan telah tamat dan saat pembalasan telah datang. Sebagaimana ungkapan Allah dalam firmanNya:  

...والذين كفروا لهم نار جهنم لا يقضى عليهم فيموتوا ولا يخفف عنهم من عذابها, كذلك نجزي كل كفور {36} وهم يصطرخون فيها ربنا أخرجنا نعمل صالحا غير الذي كنا نعمل, أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر وجآئكم النذير فذوقوا فما للظالمين من نذير...
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak pula diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (36) Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami nescaya kami akan mengerjakan amal yang soleh berlainan dengan yang kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mahu berfikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”. (Surah Fathir: 36-37).
 
Apa yang dapat kita ambil dari sumber yang maha benar ini, sebuah peringatan dari yang maha benar, yaitu penyesalan dipenghujung hari, tetapi tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri dan kita tidak lagi mungkin dapat kembali. Allah telah cukup memberikan kesempatan kepada setiap manusia yang memungkinkannya melaksanakan apa yang telah diwajibkanNya. Maka akibat dari kelalaian itu hanyalah penyesalan yang kita dapatkan, hanya kesengsaraan yang kita rasakan dan kesakitan yang selalu kita dapatkan. Bertaubatlah kita sebelum ajal datang menjelang.

Sesungguhnya dalam pertukaran malam dan siang, ada pelajaran yang seharusnya kita fikirkan, ada kebaikan yang mestinya selalu bertambah dalam kehidupan seharian dan ada kesedaran yang sejati semakin kita perlihatkan. Sebab setiap kali silih bergantinya hari tetapi tidak ada perubahan pada diri, berapa lama sekalipun kita hidup semuanya tidak akan mempunyai erti. Para ulama menganggap, suatu pengingkaran terhadap nikmat dan pendurhakaan terhadap zaman, apabila hari berlalu tanpa dapat dimanfaatkan untuk meraih kebaikan. Seorang penyair berkata: “Bila hari berlalu dihadapanku, sedang aku tidak dapat mengambil petunjuk dan ilmu darinya, maka ia bukanlah umurku”.
 
Semoga Allah menjadikan kebaikan pada hari-hari yang telah kita lalui, menghadirkan kemudahan bagi jiwa untuk selalu mensucikan diri, mengampuni setiap kelalaian yang kerap menyelimuti hati. Abu Bakar as-Shiddiq Radhiallahu A'nhu selalu berdoa: "Ya Allah, janganlah Engkau membiarkan kami dalam kesengsaraan dan janganlah engkau menyiksa kami kerana kelalaian serta janganlah Engkau menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang lalai”.

* Sekadar tambahan...

Penuhilah kehidupan yang fana' ini dengan perkara yang bermanafaat.
"TEMBUSI SEGENAP RUANG, KUASAI SEMUA BIDANG, AGAR DIRI DAN AGAMAMU DIJULANG!" Atas dasar itulah, sekurang-kurangnya dapatlah diri yang dhaif ini turut serta memberikan pandangan dalam laman yang serba kekurangan ni. Bukanlah diri ini seorang yang terlebih berhak untuk memberikan nasihat atau pandangan, namun sekadar berkongsi peringatan diharapkan ianya dapat dijadikan bekalan tambahan untuk menghadapi dunia yang penuh dengan mehnah tribulasi sekaligus memperoleh ganjaran, taufiq serta inayah yang berkekalan daripadaNya.

Wallahu A'lam.

Tiada ulasan: